Kamis, (22/8) Lurah Banyuasri, Ketut Darmika,S.Pd yang didampingi Bhabinsa
Sersan Mayor Saroni melakukan Giat Pengamatan Organisme Pengganggu Tanama pada
Tanaman Cabai bersama Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)
Made Artayasa, S.P dan Penyuluh Pertanian Wilayah Binaan Kelurahan Banyuasri, Shinta
Istihsan, S.P, yang berlokasi di lahan hutan kota yang berada di Wilayah
Kelurahan Banyuasri.
Pengamatan ini bertujuan untuk memantau dan mengidentifikasi potensi
ancaman dari OPT yang dapat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas tanaman
cabai yang berada di Lahan hutan kota di banyuasri.
Berikut ada tiga hama penyebab daun cabai keriting, yaitu thrips,
tungau, dan aphids. Hama ini tergolong jenis hama kutu yang menyebabkan daun
tanaman cabai menjadi keriting. memiliki cara menyerang yang hampir sama, namun
gejala serangan dan akibat serangan sangat berbeda.
Thrips adalah
hama kutu yang mengisap pucuk daun, berukuran sangat kecil antara 1 hingga 1,2
mm berwarna hitam dengan bercak merah. Thrips dewasa memiliki sayap dan rambut
pada tubuhnya, adapun nimfa (hewan muda) tidak memiliki sayap dan berwarna
kekuningan. Hama thrips berada pada permukaan daun bagian atas memiliki
mobilitas yang sangat tinggi, mampu meloncat ke tanaman lain dan dapat dilihat
dengan kasat mata pada bunga-bunga tanaman cabai atau di atas permukaan daun.
Thrips menyerang dengan cara menghisap cairan pada daun.
Gejala serangan hama thrips antara lain daun cabai menjadi keriting,
mengkerut dan melengkung ke atas serta berubah warna menjadi keperakan dan
mudah rontok.
Tungau berukuran sangat kecil dan memiliki delapan kaki
berwarna kuning dan merah, serta sering dijumpai di bawah permukaan daun.
Tungau dapat meluas dengan cepat pada musim kemarau dalam suhu 28 derajat
celcius, di mana hama tungau lebih cepat berkembang biak. Seekor tungau betina
tunggal berkembang biak hingga satu juta ekor tungau selama satu bulan. Telur
tungau dapat menetas dalam waktu tiga hari, kemudian menjadi dewasa setelah
berumur lima hari. Adapun tungau dapat bertahan hidup selama dua hingga empat minggu.
Tungau mengisap jaringan mesofil sehingga menghambat fotosintesis pada tanaman
cabai.
Gejala serangan tungau yang spesifik antara lain daun muda keriting dan melengkung atau menggulung ke bawah, serta menebal berbentuk seperti sendok terbalik. Serangan selalu dimulai dari pucuk daun atau tunas muda.
Aphids atau kutu daun berbeda dengan thrips dan tungau.
Aphids berukuran lebih besar dan tidak mudah meloncat atau berpindah. Hama
aphids berwarna hijau kehitaman, ada yang bersayap dan tidak bersayap. Tidak
hanya menyerang daun, kutu daun juga menyerang batang tanaman cabai dengan cara
mengisap cairan tanaman Hama ini memiliki sifat berkoloni (bergerombol),
bersembunyi di bawah permukaan daun, tepi daun, dan pada batang tanaman cabai.
Serangan kutu daun sangat mudah dikenal, yaitu jika terlihat banyak semut
bergerombol pada batang tanaman cabai. Daun dan batang tanaman cabai mengerut
dan keriting akan terhambat pertumbuhannya. Kutu daun mengeluarkan embun madu
yang sangat disukai semut serta menyebabkan pertumbuhan jamur embun jelaga dan
menghambat proses fotosisntesis.
Ada beberapa cara mengendalikan hama pada tanaman cabai, yakni sebagai
berikut.